Senyawa Halogen. Garis besar materi yang akan disampaikan sebagai berikut :
Unsur halogen disebut halogen (Yunani; halogen = garam), karena umumnya ditemukan dalam bentuk garam anorganik. Hal dalam bentuk bebas selalu berupa diatomik, karena tiap atom memerlukan 1 elektron untuk membentuk ikatan kovalen.
Yang termasuk unsur Halogen adalah lima unsur yang berada pada deret ke tujuh tabel periodik unsur kimia. Masing-masing Fluor, Chlor, Brom, Iod, dan Astatin.
Unsur-unsur halogen mempunyai konfigurasi elektron ns2 np5 dan merupakan unsur-unsur yang paling elektronegatif, oleh karena itu selalu mempunyai bilangan oksidasi (-1), kecuali fluor yang selalu univalen, unsur-unsur ini dapat juga mempunyai bilangan oksidasi (+1), (+III), (+V) dan (+VII). Bilangan oksidasi (+IV) dan (+VI) merupakan anomali, terdapat dalam oksida ClO2, Cl2O6, dan BrO3. Kecenderungan kuat dari atom F dan Cl untuk menarik elektron mengakibatkan bentuk yang sering ditemukan di alam adalah bentuk ion F- dan Cl-, serta kesulitan dalam pembuatan unsur murni dari bentuk ionnya.
Unsur Halogen adalah unsur yang sangat reaktif sehingga halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya, yakni:
1. Bentuk Garam Garam dapat dibentuk dari:
a. Halogen + unsur logam garam
b. Contoh :
Br2 + 2 Na (s) à 2 NaBr (s)
3 Cl2 + 2 Fe (s) à 2 FeCl3(l)
c. Asam halida + basa Garam Halida + air
Contoh :
HCl + NaOH à NaCl + H2O
HBr + NaOH à NaBr + H2O
2. 2. Bentuk Asam
a. Asam Halida (HX)
Terbentuk dari halogen yang bereaksi dengan hydrogen membentuk hidrogen halida.
H2 + X2 à 2 HX
Contoh :
H2 + Cl2 à 2 HCl
H2 + I2 à 2 HI
Fluorin dan klorin bereaksi dengan cepat disertai ledakan, tetapi bromine dan iodine bereaksi dengan lambat.
Data sifat hidrogen halida
Asam Halida | % Disosiasi |
HF | Sangat kecil |
HCl | 0,0014 |
HBr | 0,5 |
HI | 33 |
Dari data % disosiasi hidrogen halida dapat diketahui urutan keasaman hidrogen halida adalah HF < HCl < HBr < HI.
b. Asam Oksihalida (HXO)
Terbentuk hanya pada halogen yang mempunyai bilangan oksidasi positif yang bereaksi dengan air.
Contoh reaksi oksida halogen dengan air:
Cl2O + H2O à 2 HCl
Cl2O3 +H2O à 2 HClO2
Cl2O5 +H2O à 2 HClO3
Cl2O7 +H2O à 2 HClO4
Kekuatan asam oksi bertambah dengan bertambahnya oksigen pada asam tersebut.
HClO < HClO2 < HClO3 < HClO4
Bilangan oksidasi halogen, oksi halogen dan asam oksi halogen
Bilangan oksidasi | Oksidasi halogen | Asam oksi halogen | Nama umum | |||||
F | Cl | Br | I | Cl | Br | I | ||
+1 | - | Cl2O | Br 2O | I 2O | HClO* | HBrO* | HIO* | Asam hipohalit |
+3 | - | Cl2O3 | Br 2O3 | I 2O3 | HClO2* | HBrO2* | HIO2* | Asam halit |
+5 | - | Cl2O5 | Br 2O5 | I 2O5 | HClO3* | HBrO3* | HIO3* | Asam halat |
+7 | - | Cl2O7 | Br 2O7 | I 2O7 | HClO4* | HBrO4* | HIO4* | Asam perhalat |
*) hanya terdapat sebagian larutan encer dan tidak stabil
2. 3. Senyawa Antarhalogen
d Dapat dinyatakan:
X2 + nY2 2XYn
X2 + nY2 2XYn
Halogen dengan keelektronegatifan besar + Halogen dengan Keeloktronegatiafan kecil
Antar Halogen dapat mengalami reaksi kimia. Oleh karena kekuatan oksidator menurun dari Fluor sampai Iod,Halogen dapat mengoksidasi Ion Halida yang terletak di bawahnya (displacement reaction). Dengan demikian, reaksi yang terjadi antar Halogen dapat disimpulkan dalam beberapa pernyataan di bawah ini :
1. F2 dapat mengoksidasi Cl- menjadi Cl2, Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2.
2. Cl2 dapat mengoksidasi Br- menjadi Br2, serta I- menjadi I2. Cl2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2.
3. Br2 dapat mengoksidasi I- menjadi I2. Br2 tidak dapat mengoksidasi F- menjadi F2 maupun Cl- menjadi Cl2.
4. I2 tidak dapat mengokisdasi F- menjadi F2, Cl- menjadi Cl2, serta Br- menjadi Br2.
Gas F2 dapat diperoleh dari elektrolisis cairan (bukan larutan) Hidrogen Fluorida yang diberi sejumlah padatan Kalium Fluorida untuk meningkatkan konduktivitas pada temperatur di atas 70°C. Di katoda, ion H+ akan tereduksi menjadi gas H2, sedangkan di anoda, ion F‑ akan teroksidasi menjadi gas F2.
Gas Cl2 dapat di peroleh melalui elektrolisis lelehan NaCl maupun elektrolisis larutan NaCl. Melalui kedua elektrolisis tersebut, ion Cl- akan teroksidasi membentuk gas Cl2 di anoda. Gas Cl2 juga dapat diperoleh melalui proses klor-alkali, yaitu elektrolisis larutan NaCl pekat (brine). Reaksi yang terjadi pada elektrolisis brine adalah sebagai berikut :
2 NaCl(aq) + 2 H2O(l) ——> 2 NaOH(aq) + H2(g) + Cl2(g)
Di laboratorium, unsur Klor, Brom, dan Iod dapat diperoleh melalui reaksi alkali halida (NaCl, NaBr, NaI) dengan asam sulfat pekat yang dipercepat dengan penambahan MnO2 sebagai katalis. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaCl(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Cl2(g)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaBr(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + Br2(l)
MnO2(s) + 2 H2SO4(aq) + 2 NaI(aq) ——> MnSO4(aq) + Na2SO4(aq) + 2 H2O(l) + I2(s)
Halida dibedakan menjadi dua kategori, yaitu halida ionik dan halida kovalen. Fluorida dan klorida dari unsur logam, terutama unsur Alkali dan Alkali Tanah (kecuali Berilium) merupakan halida ionik. Sementara, flurida dan klorida dari unsur nonlogam, seperti Belerang dan Fosfat merupakan halida kovalen. Bilangan oksidasi Halogen bervariasi dari -1 hingga +7 (kecuali Fluor). Unsur Fluor yang merupakan unsur dengan keelektronegatifan terbesar di alam, hanya memiliki bilangan oksidasi 0 (F2) dan -1 (fluorida).
Halogen dapat bereaksi dengan Hidrogen menghasilkan Hidrogen Halida. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
X2(g) + H2(g) ——> 2 HX(g)
X = F, Cl, Br, atau I
Contoh senyawa antar halogen :
Fluor lebih negative dibandingkan dengan Iodium
F- + I+ à IF
3F- + I3+ à IF3
Contoh lain :
IF5, BrCl, BrCl3, CIF3, CIF, IF7
3. 4. Oksida halogen
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksida. Fluorin dapat membentuk oksida OF2 dan O2F2 yang dikenal sebagai oksigen fluoride. Senyawa O2F2 dibuat dengan mengalirkan gas F2 secara cepat melalui larutan NaOH 2%. Senyawa O2F2 merupakan zat padat kuning jingga yang digunakan sebagai bahan bakar roket.
Oksida klorin lebih banyak jenisnya, yaitu Cl2O, Cl2O3, ClO2, Cl2O4, Cl2O6, dan Cl2O7. Oksida klorin tidak stabil dan cenderung meledak. ClO2 merupakan oksidator sangat kuat dan digunakan untuk pemutih bubur kertas (pulp). ClO2 dibuat sesaat akan digunakan dengan reaksi :
2NaClO3 + SO2 + H2SO4 à 2ClO2 + 2NaHSO4
Iodin dapat membentuk I2O5 dengan memanaskan asam iodat pada suhu 2400 C menurut reaksi :
2HIO3 I2O5 + H2O
4. 5. Senyawa Halida
Senyawa halida merupakan senyawa halogen dengan bilangan oksidasi -1, dan merupakan senyawa yang paling banyak di antara senyawa halogen. Secara umum dapat dikelompokkan menjadi senyawa hidrogen halida dan garam halida.
a. Hidrogen halida
Hidrogen halida (HX) pada suhu kamar merupakan gas yang mudah larut dalam air. Larutannya dalam air bersifat asam, sehingga sering disebut asam halide. HF dikelompokkan sebagai asam lemah, sedangkan HCl, HBr, dan HI merupakan asam kuat, dan kekuatan asamnya meningkat dari HF ke HI. Peningkatan kekuatan asam ini berhubungan dengan jari-jari atom yang semakin panjang, sehingga kekuatan ikatan H-X semakin lemah. Semakin lemahnya kekuatan ikatan tersebut mengakibatkan ion H+ semakin mudah terlepas bila berinteraksi dengan H2O dalam larutan.
Titik didih dan titik lebur HX semakin besar dari HCl ke HI. Hal itu disebabkan semakin kuatnya gaya Van der Waals, sedangkan titik didih HF paling tinggi di antara hidrogen halide yang lain karena pada HF bekerja gaya ikatan hidrogen.
b. Garam halida
Garam halida dapat terbentuk dari interaksi langsung antara logam dengan halogen. Semua garam halide mudah larut dalam air, kecuali garam halide dari perak (I), timbal (II), raksa (I), dan tembaga (I). Warna endapan perak halida dan timbal (II) halide dari reaksiion halide dengan ion perak dan ion timbal (II) digunakan untuk identifikasi adanya ion halide di dalam suatu larutan.
Larutan perak klorida dapat larut dalam ammonia encer. Perak bromida tidak larut dalam ammonia encer, tetapi larut dalam ammonia pekat, sedangkan perak iodide tidak dapat larut dalam ammonia encer pekat. Perak klorida dan perak bromida dapat larut dalam ammonia dikarenakan membentuk ion kompleks dengan reaksi sebagai berikut.
AgCl(s) + NH3(aq) à [Ag(NH3)2]+(aq) + Cl-(aq)
Untuk mengidentifikasi adanya ion halida dapat dilakukan dengan menambahkan larutan Pb2+ (misalnya sebagai Pb(NO2)2). Apabila terjadi endapan putih maka kemungkinan ion halidanya adalah F- atau Cl-‑, tetapi bila endapannya berwarna kuning yang berarti yang ada Br- atau I-, dan bila tidak ada endapan berarti tidak ada ion halide dalam larutan.
Untuk membedakan ion F- atau Cl- maka larutan ditambahkan Ag+ (misalnya AgNO3). Apabila tidak ada endapan, berarti halidanya adlah F- dan bila ada endapan putih berarti Cl-. Untuk membedakan ion Br- dan I- maka larutan direaksikan dengan Ag+ dan endapan didekantasi kemudian ditambahkan NH3 pekat, bila larut berarti yang ada dalam larutan Br- dan bila tidak larut berarti yang ada dalam larutan ion F-.
Halide padat dapat dioksidasi oleh oksidator kuat (misalnya MnO2, KMnO4, K2Cr2O7, dalam H2SO4 pekat) menghasilkan gas halogen, kecuali fluoride.
6. Senyawa OksihalogenAsam oksihalida adalah asam yang mengandung oksigen. Halogennya memiliki bilangan oksidasi ( +1,+3, dan +7 ) untuk Cl, Br, I karena oksigen lebih elektronegatifan.
Selain membentuk oksida dan halide, halogen dapat membentuk senyawa-senyawa oksihalida. Garam oksihalogen lebih stabil daripada asamnya. Asam oksihalogen sedikit larut dalam air.
Asam oksi mempunyai struktur umum: H-O-X
Kekuatan asam oksi halogen ditentukan oleh kekuatan ikatan H-O dan ikatan O-X. jika ikatan O-X kuat maka ikatan H-O lemah. Semakin lemah ikatan H-O semakin mudah asam tersebut terionisasi,dan berarti semakin kuat asamnya.
Kekuatan ikatan X-O dipengaruhi oleh dua factor, pertama keelektronegatifan dari X dan banyak sedikitnya atom oksigen yang mengelilingi X.
Semua halogen dapat membentuk senyawa oksihalogenida, kecuali fluorin. Larutan ion oksihalogenida dapat diperoleh dengan meraksikan halogen dengan basa.
Pembentukannya :
Biloks Asam oksilklorida Asam oksilbromida Asam oksiliodida
+1 HClO HBrO HIO
+3 HClO2 HBrO2 HIO2
+5 HClO3 HBrO3 HIO3
+7 HClO4 HBrO4 HIO4
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O → 2HXO4 Makin banyak Onya maka makin kuat asamnya, begitu pula oksidanya.
d. Kekuatan asam
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
Asam terkuat dalam asam oksilhalida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)
Biloks Asam oksilklorida Asam oksilbromida Asam oksiliodida
+1 HClO HBrO HIO
+3 HClO2 HBrO2 HIO2
+5 HClO3 HBrO3 HIO3
+7 HClO4 HBrO4 HIO4
X2O + H2O → 2HXO
X2O3 + H2O → 2HXO2
X2O5 + H2O → 2HXO3
X2O7 + H2O → 2HXO4 Makin banyak Onya maka makin kuat asamnya, begitu pula oksidanya.
d. Kekuatan asam
Semakin banyak atom oksigen pada asam oksilhalida maka sifat asam akan semakin kuat. Hal tersebut akibat atom O disekitar Cl yang menyebabkan O pada O-H sangat polar sehingga ion H+ mudah lepas. Urutan kekuatan asam oksilhalida:
HClO > HBrO > HIO
Asam terkuat dalam asam oksilhalida adalah senyawa HClO4 (asam perklorat)
7.PEMBUATAN HALOGEN
Halogen dapat dibuat melalui reaksi antara mangan (IV) oksida atau kalium permanganat dengan asam klorida, asam bromida atau asam iodida.
Reaksinya :
MnO2 + AHX Mn X2 + X2 + 2H2O.
2KMnO4 + 16 HX 2 Mn X2 + 2 KX + 5X2 + 8H2O
Beberapa mineral penting untuk F yaitu :
CaF2 → fhuspat
CaF2 3Ca3 (PO4)2 garam rangkapnya adalah Ca5 (PO4)3 (F) → Fluoroapatik
Fluor biasanya dibuat dari K2MnF6, bisa juga dengan elektrolisis dan yang lebih praktis adalah dengan menggunakan K2MnF6 yang reaksinya sebagai berikut :
K2MnF6 + 2SbF6 → 2KSbF6 + MnF3 + F2
Cara membuat K2MnF6 adalah dengan menggunakan KMnO4 reaksinya adalah sebagai berikut :
KMnO4 + 2KF + 10HF + 3H2O2 → 2K2MnF6
8 H2O + 3 O2
Cara membuat SbF5 adalah dengan SbCl5 + 5 HF → SbF5 + 5HCl
Khlor (Cl)
Cara memproduksi Cl :
1. Elektrolisa : Membuat Cl2 lebih banyak menggunakan elektrolisa NaCl.
Elektrolisa 2NaCl + 2H2O → 2NaOH + H2 + Cl2
2. Cara Dekon yaitu : mereaksikan HCl dengan oksigen
2HCl + O2 → Cl2 + H2O
3. Cara Weldon
Cara ini merupakan cara/proses yang di terapkan dalam laboratorium.
Mn + HCl ₂ Cl + MnCl2 + H2O2
4. Dengan mereaksikan KMnO4 dengan HCl
2KMnO4 +16HCl → 5Cl + 2MnCl2 + 2 KCl + 8H2O
Brom (Br)
Br2 dibuat dengan HBr + H2SO4 → Br2 + SO2 + H2O. Brom terdapat sebagai bromida, dalam jumlah yang jauh lebih kecil bersama klorida. Brom juga dapat di peroleh dari air laut melalui reaksi.: 2Br- + Cl2 → 2Cl- + Br2
Brom adalah cairan kental, mudah bergerak, berwarna merah tua pada suhu kamar. Ia melarut dalam air & dapat bercampur dengan pelarut non polar seperti Cs2 dan CCl4.
Yod (I)
Iod terdapat sebagai ioda dalam air laut, dan sebagai iodat dalam garam chili (guano). Iod adalah padatan hitam dengan sedikit kilap logam. Ia menyublim tanpa meleleh pada tekanan atmosfer. I2 dapat dibuat dengan mereaksikan iodat (HIO3) dengan HI.
HIO3 + H2SO4 → Hl + SO2 + H2O
I2 susah larut dalam air, sehingga untuk menggunakan I2 maka di larutkan dalam KI.
KI (aq) + I2 (s) → I3- (aq) + K (aq)
KI inilah yang menyebabkan I2 larut. Ion I3- ini dikenal dengan ion polihalogenida.
8.MANFAAT HALOGEN DAN SENYAWANYA
1. Fluorin
- Membuat senyawa CFC (CCl2F2)sebagai pendingin ruangan, lemari es, dan mesin-mesin pendingin lainnya.
- Untuk memisahkan isotop U-235 dari U-238 melalui difusi gas dalam teknologi nuklir
- Garam fluorida (NaF) untuk mencegah kerusakan gigi pada pasta gigi
- Hidrogen Fluorida (HF) untuk membuat tulisan/lukisan di atas kaca (mengetsa)
- Magnesium Fluorida (MgF2) digunakan dalam bidang optik, seperti pembuatan lensa.
- Lithium Fluorida (LiF) digunakan sebagai katode untuk PLED (LED organik), sebagai reaktor nuklir, pendeteksi radiasi, dalam optik, dan lelehan garam.
- Ammonium Bifluorida (NH4HF2) sebagai salah satu komponen mengetsa
- Berillium Fluorida (BeF2), dalam biokimia, ADP dan BeF2 akan mengikat ATP
- Membuat garam dapur NaCl
- Klorinasi hidrokarbon untuk bahan baku industri plastik serta karet sintesis
- Pembuatan tetraklormetana (CCl4) dan etil klorida (C2H5Cl) yang digunakan untuk membuat TEL
- Desinfektan (Cl2) dan kaporit (CaCl(OCl))
- HCl untuk membersihkan permukaan logam dari karat
- KCl sebagai pupuk
- MgCl2 sebagai penghancur es
- CaCl2 untuk menambah massa jenis zat padat yang bebas air garam
- NH4Cl, sebagai bahan pembuatan kembang api dan obat batuk
- ZnCl2 untuk membuat bom asap
- BaCl2 untuk menguji ion sulfat
- HClO4 untuk bahan bakar roket
- HClO sebagai sanitizer aktif dalam penanganan air
- NaClO sebagai pemutih
- PbCl2 untuk memproduksi gelas infrared transmisi
- Untuk membuat etil bromida (C2H5Br) yang dicampurkan ke dalam bensin bertimbel
- AgBr sebagai bahan sensitif terhadap cahaya pada film fotografi
- HBr untuk produksi bromida alkil
- LiBr digunakan untuk pengondisian udara
- NaBr sebagai desinfektan pada kolam renang
- KBr untuk menahan resep-resep pengembangan hitam-putih pada fotografi
- MgBr2 sebagai katalis untuk beberapa reaksi
- BaBr2 untuk pemurnian radium
- NH4Br untuk fotografi
- Asam Iodida (HI) untuk mensintesis NaI dan KI
- KI untuk fotografi
- NH4I untuk fotografi dan medis
Unsur-Unsur Halogen
UNSUR | Fluor | Klor | Brom | Iodium | Catatan :
| ||||||
9F | 17Cl | 35Br | 53I | ||||||||
1. Konfigurasi elektron | [X] ns2 , np5 | ||||||||||
2. Massa Atom | |||||||||||
3. Jari-jari Atom | |||||||||||
4. Energi Ionisasi dan Afinitas Elektron | |||||||||||
5. Keelektronegatifan | |||||||||||
6. Potensial Reduksi (Eored > 0) | |||||||||||
7. Suhu Lebur (0o) | -216.6 | -101.0 | -72 | 114.0 | |||||||
8. Suhu Didih (0o) | -188.2 | -34 | 58 | 183 | |||||||
9. Bilangan Oksidasi Senyawa Halogen | -1 | + 1, +3+5, +7 | + 1 +5, +7 | +1+5, +7 |
SIFAT UNSUR HALOGEN
X2 | Fluor (F2) | Klor (Cl2) | Brom (Br2) | Iodium (I2) |
1. Molekulnya | Diatom | |||
2. Wujud zat (suhu kamar) | Gas | Gas | Cair | Padat |
3. Warna gas/uap | Kuning muda | Kuning hijau | Coklat merah | Ungu |
4. Pelarutnya (organik) | CCl4, CS2 | |||
5. Warna larutan (terhadap pelarut 4) | Tak berwarna | Tak berwarna | Coklat | Ungu |
6. Kelarutan oksidator | (makin besar sesuai dengan arah panah) | |||
7. Kereaktifan terhadap gas H2 | ||||
8. Reaksi pengusiran pada senyawa halogenida | X = Cl, Br, I F2 + 2KX ® 2KF X2 | X = Br dan I Cl2 + 2KX ® 2KCl + X2 | X = I Br2 + KX ® 2KBr + X2 | Tidak dapat mengusir F, Cl, Br |
9. Reaksi dengan logam (M) | 2 M + nX2 ® 2MXn (n = valensi logam tertinggi) | |||
10. Dengan basa kuat MOH (dingin) | X2 + 2MOH ® MX + MXO + H2O (auto redoks) | |||
11. Dengan basa kuat (panas) | 3X2 + 6MOH ® 5MX + MXO3 + 3H2O (auto redoks) | |||
12. Pembentukan asam oksi | Membentuk asam oksi kecuali F | |||
Catatan : I2 larut dalam KI membentuk garam poli iodida I2 + KI ® Kl3 I2 larut terhadap alkohol coklat |
HX | HF | HCl | HBr | HI | Catatan : ® makin besar/kuat sesuai dengan arah panah |
Sifat reduktor | |||||
Keasaman | |||||
Kepolaran | |||||
Kestabilan terhadap panas |
SIFAT FISIKA DAN KIMIA HIDROGEN HALIDA
HCl | HBr | HI | |
1. Bentuk pada suhu biasa | Gas tidak berwarna | ||
2. Dalam pelarut non polar (Benzana/Toluensa) | Larut, tak menghantarkan arus listrik | ||
3. Dalam air | Larut, menghantarkan arus listrik | ||
4. Dengan H2SO4, pekat (oksidator) | Tidak teroksidasi | Teroksidasi menjadi Br2 | Teroksidasi menjadi I2 |
5. Kestabilan terhadap pemanasan | Tidak terurai | Sedikit terurai | Terurai menjadi He dan I2 |
Sumber :
http://brontaxdalamsempax.wordpress.com/2011/11/30/kegunaan-halogen-dan-senyawanya/
http://dsupardi.wordpress.com/kimia-xii-2/elektrokimia/unsur-unsur-halogen/
http://inspirehalogen.wordpress.com/
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2009/0704127/materi_senyawa_halogen.htm
Post a Comment